Minggu, 18 Oktober 2015

paragraf deskriftif

Paragraf Deskriptif
Nama :Anggraini
Nim.   :A1D115013


Paragraf  deskriptif adalah paragraf yang menggambarkan sebuah objek dengan tujuan agar para pembaca merasa seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan itu. Aspek yang digambarkan bisa tentang keindahan alam, keadaan jasmani, watak, atau perasaan seseorang. Ada beberapa pendekatan yang digunakan dalam karangan jenis deskriptif, yakni pendekatan ekspositoris, impresionistik, dan pendekatan menurut sikap pengarang.

Pendekatan Ekspositoris.
Pendekatan ekspositoris dalam deskripsi maksudnya karangan deskripsi menggunakan unsur karangan eksposisi. Maksudnya, untuk membantu memperjelas apa yang dideskripsikan, dilakukan dengan cara mengurai, mengupas, dan menerangkan apa yang dideskripsikan. Karangan eksposisi adalahkarangan yang memberitahukan, mengurai, mengupas, dan menerangkan suatu obyek (Jauhari Heri, 2013 : 47).

Pendekatan Impresionistik
Impresionistik berasal dari bahasa Inggris impression yang artinya kesan. Dalam karangan jenis deskripsi yang menggunakan pendekatan impresionistik,pengarang menentukan kesan apa yang akan ditonjolkan pada sebuah obyek. Kalau obyeknya sebuah keluarga, apakah akan menonjolkan kesan positifnya atau negatifnya. Kalau kesan positifnya yang ditonjolkan, apakah itu keramahannya, kerukunannya, keharmonisannya, kebersihannya, atau kerapian rumahnya.
Sebaiknya, kalau kesan negatifnya yang ditonjolkan, apakah yang akan ditonjolkan itu kekacauan dalam rumah tangga, kecerewetanseorang ibu, kebisingan tangisan anak kecil, pertengkaran antara anggota keluarga, tempatnya yang berantakan, kotor dan seterusnya. Kesan-kesan itu harus diurutkan secara kronologis, mana yang pantas pertama dipaparkan, mana yang kedua, ketiga dan seterusnya. Kalau obyeknya manusia, kita akan menonjolkan keadaan fisiknya atau perilakunya; atau apa yang paling mengesankan dari orang itu. Dengan demikian, akan semakin kuat daya bayang pembaca terhadap obyek yang disajikan dalam bacaannya (Jauhari Heri, 2013 : 47-48).

Pendekatan Berdasarkan Sikap Pembaca
Sikap dalam penciptaan sering dibicarakan. Dalam puisi, misalnya, ada sikap pengarang terhadap pokok permasalahan atau obyek yang disebut rasa; dan ada sikap penulis terhadap pembacanya yang disebut nada. Sikap-sikap itu adalah marah, benci, sinis, sayang, atau acuh. Tetapi yang dimaksud sikap penulis dalam karangan jenis deskripsi adalah keinginan penulis terhadap pembacanya. Misalnya penulis ingin si pembaca merasa tidak puas terhadap suatu tindakan atau merasakan persoalan yang sedang terjadi sebagai masalah yang gawat.
Pengarang harus menetapkan sikap yang akan diterapkan sebelum mulai menulis. Semua detail dipusatkan untuk menunjang efek yang ingin dihasilkan. Perincian yang tidak ada kaitannya dan menimbulkan keraguan kepada pembaca harus disingkirkan. Penulis dapat memilih misalnya salah satu sikap, seperti masa bodoh, bersungguh-sungguh, cermat, sikap seenaknya, atau sikap yang ironis (Keraf dalam Suparno dkk. 2007 : 4.13).

Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh paragraf di bawah ini:

Embun pagi masih dingin menusuk kulitku, pagi ini tak begitu cerah tapi cuaca pagi ini lebih baik dari hari -hari sebelumnya sebelumnya. Kabut asap masih menyelimuti pagi ini, tidak begitu tebal namun cukup membuat mataku sedikit memicingkan pandangan dan mengerutkan dahi saat didepanku terlihat seorang anak perempuan wajahnya bulat seperti buah melon, dengan rambut ikal terjuntai lepas kebahu dan poni depan bak tirai, kulit sawo matang, di tambah lesung pipit di sebelah kanan membelah pipinya yang tembam.
Pagi ini aku berada di SDN.xx Muara bulian suasana riuh ramai khas suasana sekolah dasar menemani langkahku, pagi ini amat meriah terkhusus pada anak berponi tadi. Kuberanikan diri untuk menegurnya saat ia sedang asik bercanda gurau dengan teman di sebelahnya seketika riangnya berubah menjadi rasa malu dan sungkan. Wajahnya yang di tundukkan menandai ia sangat gerogi, tak kusangka ia bereaksi seperti ini. Wajah yang biasa riang itu berubah menjadi ragu dan pemalu. Setelah berusaha dengan beberapa pendekatan yang aku lakukan akhirnya bisa juga gadis kecil ini terbiasa dengan kehadiranku. Ia mulai riang kembali dan bercerita banyak hal padakuku, akhirnya aku menyadari bahwagadis kecil ini tidak mudah akrab dengan orang yang baru. Ranti namanya gadis cantik nan riang penuh kejutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar