NAMA : RIMA DWITAYANA H.
NIM : A1D115031
Untuk lebih
jelasnya perhatikan latar
belakang skripsi di bawah ini !
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dinyatakan bahwa, “Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi
Dasar (KD) IPA di SD ini merupakan standar minimum yang secara rasional harus
dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum
disetiap satuan pendidikan”. Pencapaian SK dan KD tersebut pada pembelajaran
IPA didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan,
bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difaritasi oleh guru dengan
berorientasi kepada tujuan kurikuler mata pelajaran IPA. Salah satu tujuan
kurikuler pendidikan IPA disekolah dasar adalah “Mengembangkan pengetahuan dan
pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari”.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran IPA,
guru-guru sebagai pengelola langsung pada proses pembelajaran harus memahami
karakteristik (hakekat) pendidikan IPA sebagaimana dikatakan (Depiknas 2006 :
102), bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi
wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar.
serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya didalam kehidupan
sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam
sekitar secara ilmiah, pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat
sehingga dapat mebantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang mendalam
tentang alam sekitar.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) untuk mata pelajaran IPA, bahwa IPA adalah “cara mencari tahu
secara sistematis tentang alam semesta”. Dalam proses mencari tahu ini
pembelajaran IPA dirancang untuk mengembangkan kerja ilmiah dan sikap ilmiah
siswa. Pengertian tersebut mengandung makna bahwa proses pembelajaran IPA di
sekolah dasar menuntut guru mampu mengerjakan mengelola pembelajaran IPA dengan
suatu metode dan tehnik penunjang yang memungkinkan dapat mengalami seluruh
tahap pembelajaran yang bermuatan keterampilan proses sikap ilmiah dan
penguasaan konsep sehingga diharapkan dalam pembelajaran IPA dapat berhasil
sesuai dengan yang diharapkan.
Menurut pengalaman penulis bahwa dalam
pembelajaran IPA di kelas VI SD. Negeri 91/IV Telanaipura Kota Jambi. Penulis
merasa selalu ada yang kurang apabila mengajukan pertanyaan siswa tampak ragu
dan bingung untuk menjawab, jawabannya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan,
nilai ulangan bulanan selalu rendah dan rata-rata dibawah 50 (lima puluh),
sedangkan target yang ingin dicapai minimal 60 (enam puluh).
Pada penggalan latar belakang skripsi di atas terdapat
penggunaan huruf kapital, penggunaan kata depan di, penggunaan singkatan, dan penggunaan angka yang tidak sesuai
dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
Salah
satu tujuan kurikuler pendidikan IPA disekolah dasar adalah “Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman
konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari”. (Paragraf pertama, kalimat ketiga)
Penggunaan kata
depan di pada kalimat tersebut
melanggar ejaan umum bahasa Indonesia yang disempurnakan. Berdasarkan Bab III,
Pasal D, Ayat 3 dikemukakan bahwasanya
kata depan di ditulis terpisah
dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam penggabungan kata yang sudah lazim
dianggap sebagai satu kata. Oleh karena itu, penggunaan kata depan di pada kalimat tersebut ditulis
terpisah bukan ditulis serangkai.
Perbaikannya
adalah sebagai berikut :
Salah
satu tujuan kurikuler pendidikan IPA di sekolah dasar adalah “Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman
konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari”.
Sehingga
IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
(Paragraf kedua)
Kalimat tersebut
melanggar ejaan umum bahasa Indonesia yang disempurnakan. Sesuai dengan pedoman
umum ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan disebutkan bahwasanya tanda koma
dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara
berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi, sedangkan pada kalimat
tesebut kalimat yang didahului kata tetapi tidak memakai tanda koma.
Perbaikannya
adalah sebagai berikut :
Sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu
proses penemuan.
…
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya didalam kehidupan sehari-hari. (Paragraf ketiga, kalimat pertama)
Kata serta pada
kalimat tersebut melanggar ejaan umum bahasa Indonesia yang disempurnakan.
Sesuai dengan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan disebutkan
bahwasanya huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata
pada awal kalimat, sedangkan pada kalimat tersebut kata serta yang merupakan
huruf pertama kata pada awal kalimat tidak memakai huruf kapital.
Perbaikannya
adalah sebagai berikut :
…
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya didalam kehidupan sehari-hari.
…
lebih lanjut dalam menerapkannya didalam kehidupan sehari-hari. (Paragraf ketiga, kalimat pertama)
Penggunaan kata
depan di pada kalimat tersebut
melanggar ejaan umum bahasa Indonesia yang disempurnakan. Berdasarkan Bab III,
Pasal D, Ayat 3 dikemukakan bahwasanya
kata depan di ditulis terpisah
dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam penggabungan kata yang sudah lazim
dianggap sebagai satu kata. Oleh karena itu, penggunaan kata depan di pada kalimat tersebut ditulis
terpisah bukan ditulis serangkai.
Perbaikannya
adalah sebagai berikut :
…
lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk mata pelajaran IPA, bahwa IPA
adalah “cara mencari
tahu secara sistematis tentang alam semesta”. (Paragraf keempat, kalimat
pertama)
Kata cara pada
kalimat tersebut melanggar ejaan umum bahasa Indonesia yang disempurnakan.
Sesuai dengan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan disebutkan
bahwasanya huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung,
sedangkan pada kalimat tersebut kata cara yang merupakan huruf pertama petikan
langsung tidak memakai huruf kapital.
Perbaikannya
adalah sebagai berikut :
Dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk mata pelajaran IPA, bahwa IPA
adalah “Cara mencari
tahu secara sistematis tentang alam semesta”.
Menurut
pengalaman penulis bahwa dalam pembelajaran IPA di kelas VI SD. Negeri 91/IV Telanaipura
Kota Jambi. (Paragraf kelima, kalimat pertama)
Kalimat tersebut
melanggar ejaan umum bahasa Indonesia yang disempurnakan. Sesuai dengan pedoman
umum ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan disebutkan bahwasanya singkatan
badan atau organisasi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf
kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik, sedangkan pada kalimat tesebut
singkatan SD diikuti dengan tanda titik.
Perbaikannya
adalah sebagai berikut :
Menurut
pengalaman penulis bahwa dalam pembelajaran IPA di kelas VI SD Negeri 91/IV Telanaipura
Kota Jambi.
Nilai
ulangan bulanan selalu rendah dan rata-rata dibawah 50 (lima puluh), sedangkan target yang ingin
dicapai minimal 60 (enam
puluh).
Kalimat tersebut
melanggar ejaan umum bahasa Indonesia yang disempurnakan. Sesuai dengan pedoman
umum ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan disebutkan bahwasanya bilangan
tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks, sedangkan pada
kalimat tersebut angka dan huruf ditulis sekaligus.
Perbaikannya
adalah sebagai berikut :
Nilai
ulangan bulanan selalu rendah dan rata-rata dibawah 50, sedangkan target yang ingin dicapai minimal
60.
Atau :
Nilai
ulangan bulanan selalu rendah dan rata-rata dibawah lima puluh, sedangkan target yang ingin dicapai
minimal enam puluh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar